· Disregulasi Hormon dan Sinyal Otak: Obesitas seringkali disebabkan oleh disregulasi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti leptin dan ghrelin. Leptin, yang dihasilkan oleh sel lemak, seharusnya memberi sinyal kepada otak untuk mengurangi asupan makanan ketika cadangan energi mencukupi. Namun, pada obesitas, sering terjadi resistensi leptin, di mana otak tidak merespons sinyal leptin dengan baik, mengakibatkan peningkatan nafsu makan dan asupan kalori berlebih. Farmakoterapi yang menargetkan jalur ini, seperti agonis reseptor GLP-1 (glucagon-like peptide-1), dapat membantu mengurangi berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi asupan makanan.
· Peran Inflamasi dalam Obesitas: Obesitas tidak hanya melibatkan kelebihan lemak tetapi juga peradangan kronis tingkat rendah yang terjadi akibat pelepasan sitokin pro-inflamasi dari jaringan lemak. Peradangan ini dapat berkontribusi pada resistensi insulin dan komplikasi metabolik lainnya. Obat-obatan anti-inflamasi dan suplemen yang menargetkan peradangan sistemik sedang diteliti sebagai pendekatan baru dalam pengelolaan obesitas, dengan tujuan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2 yang sering menyertainya.
· Gangguan Metabolisme Lipid dan Glukosa: Pada obesitas, terdapat gangguan dalam metabolisme lipid dan glukosa yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan hiperglikemia. Sel lemak yang membesar melepaskan asam lemak bebas dalam jumlah yang lebih tinggi, yang dapat mengganggu sinyal insulin di otot dan hati, memperburuk kontrol glikemik. Farmakoterapi seperti metformin dan inhibitor SGLT2 (sodium-glucose co-transporter 2) dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi kadar glukosa darah, serta berkontribusi pada penurunan berat badan.
· Peran Farmakoterapi dalam Mengelola Obesitas: Farmakoterapi berperan penting dalam mengelola obesitas, terutama bagi individu yang tidak berhasil menurunkan berat badan melalui diet dan olahraga saja. Obat-obatan seperti orlistat, yang menghambat penyerapan lemak di usus, dan liraglutide, yang meningkatkan rasa kenyang, dapat membantu mencapai dan mempertahankan penurunan berat badan. Terapi kombinasi dan pengembangan obat baru yang menargetkan jalur metabolik dan neuroendokrin spesifik terus menjadi fokus penelitian untuk meningkatkan efektivitas pengobatan obesitas dan meminimalkan efek samping.